Drama Menyusui Pada Ibu Baru

09.53

Setiap ibu hamil masa kini selalu mencari tau berbagai persiapan kelahiran sebagai upaya untuk memberikan yang terbaik bagi sang bayi.

Sama seperti saya yang sejak mengetahui hamil, setiap hari selalu mencari tau apa saja yang akan saya alami selama 9 bulan kehamilan, makanan apa saja yang harus saya konsumsi, bagaimana perkembangan calon bayi dalam perut sampai dengan barang apa saja yang harus disiapkan untuk menyambut kehadiran si kecil. Salah satu hal yang menjadi concern saya sejak saya hamil adalah pemberian ASI. Saya tau bahwa memberikan ASI atau menyusui itu adalah hal yang alamiah dan pastinya semua ibu dapat menjalankannya dengan mudah, semua ibu pasti otomatis bisa lah. Oooo tunggu dulu.... Ternyata proses menyusui itu tidak se-simple yang saya bayangkan! Setelah mencari informasi yang berkaitan dengan ASI melalui internet , saya jadi tau bahwa ternyata proses menyusui itu tidak mudah (bagi beberapa ibu). Banyak sekali faktor yang mempengaruhi kelancaran ASI seorang ibu. Saya kaget banget pas tau hal itu.

Ditambah saya juga mencari tau seluk beluk perASIan melalui buku yang ditulis oleh @ID_AyahASI yaitu Catatan Ayah ASI, dimana di dalam buku tersebut terdapat berbagai pengalaman pasangan orang tua baru yang berjuang untuk memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. Pandangan saya bahwa nyusuin itu “tinggal” kasih payudara ke bayi trus kelar deh, bener-bener keliru!

Oleh karena itu saya ingin berbagi pengalaman menyusui Baby C yang diwarnai dengan drama namun akhirnya indah dan menyenangkan. Pertama kali Baby C belajar menyusui adalah saat proses IMD ( Inisiasi menyusui Dini). Setelah sukses IMD dan menyusui bayi di Rumah Sakit. Saya pun pulang ke rumah dengan bahagia. Nyatanya kebahagian itu gak bertahan lama dan malah naik level jadi stres. Bagaimana tidak stres setiap saya tawarkan payudara (PD) sebelah kiri, Baby C langsung nangis sekencang-kencangnya. Untungnya jika ditawarkan payudara sebelahnya dia bisa nyusu dengan tenang. Nah giliran PD kanan kempis, saya pindah kesebelah kiri, eeeeh dia nangis kenceng lagi. Belum lagi durasi menyusunya yang puaaaanjaang alias lama. Saat masih berusia 5 hari, Baby C menyusui bisa sampai 1 jam! Bahkan pernah sampai 2 jam. Kebayang gak pegelnya menggendong newborn posisi menyusui selama dua jam! Dan setelah terkuras energi menyusui 1 jam lebih, saya pun laper. Jadi kadang jam 01.00 dini hari nyusuin sambil disuapin suami makan gara-gara saya laper beraat.

Problemanya tidak hanya itu, beberapa hari setelah pulang ke rumah, PD saya pun sukses lecet-lecet. Ibu saya sudah pernah mengingatkan bahwa saat menyusui nanti pasti akan lecet dan sakit, saya harus tahan dan sabar. Jadi sambil menahan lecet dan sedih mendengar tangisan bayi ditambah rasa lelah bangun tengah malam setiap 2 jam. Saya jalanin aja terus.

Nah pada usia 7 hari Baby C harus kontrol ke dokter anak untuk dilihat pertumbuhannya. Kebetulan RS tempat saya melahirkan menyediakan konsultasi laktasi, jadi sambil nunggu giliran dokter anak, saya sempatkan untuk konsultasi dengan dokter laktasi. Setelah curhat dan menunjukan lecet di PD saya, Bu dokter pun kaget. Katanya lecet ini udah parah banget , dan menyusui yang baik itu PD ibu seharusnya tidak lecet sama sekali! Akhirnya baby C diperiksa lidahnya dan dia tenyata tongue tied. Tounge tied pada bayi adalah suatu kondisi dimana dasar lidah melekat pada dasar mulut melalui frenulum (tali lidah) yang tebal, kencang atau pendek yang menyebabkan gerakan lidah menjadi sangat terbatas (http://milissehat.web.id) . Ada beberapa tipe tongue tied. Oleh karena tongue tied yang dialami Baby C membuat dia kesulitan untuk menghisap saat menyusui dan mengakibatkan PD saya lecet maka disarakan untuk di insisi , yaitu suatu prosedur bedah kecil (minor). Jika tidak dilakukan insisi maka tentunya akan menyulitkan proses pelekatan bayi pada payudara, yang nantinya dapat berdampak berkurangnya produksi ASI ibunya kemudian ujung-ujungan membuat bayi berhenti minum ASI.

Alhamdulilah setelah tindakan insisi dilakukan dr. Hanna SpAK di KMC . Baby C jadi lebih pintar dan nyaman menyusui. Baby C gak marah-marah lagi jika ditawarkan PD saya yang kiri. Begitu buka mulut “lep” langsung semangat minum. Aahhhh senang banget gak ada drama dia nangis teriak-teriak. Senengnya bukan hanya itu, payudara saya juga gak lecet lagi. Ohya di KMC setelah dilakukan tindakan insisi, orang tua akan diajarkan terapi pijat wajah dan lidah. Maksudnya supaya jaringan dibawah lidah yang sudah dikoreksi tidak merapat kembali. Lidah bayi juga menjadi lebih lentur.

Saya merasa bahwa menyusui adalah proses spiritual. Kenapa? Karena emosi dan mental saya bener-benar diuji dan hanya kepada Allah SWT saya bisa mengadu dan berserah diri. Saya sebagai ibu baru harus percaya diri bahwa ASI saya CUKUP untuk memberikan makanan dan minuman bergizi tinggi. Saya sebagai ibu baru level kesabarannya naik 300% (100% mah kedikitan) karena harus rela bangun setiap 2 jam tengah malam dan buka “warung”. Tidak hanya tengah malam, di siang hari saya juga harus siap sedia memberikan ASI setiap 2 jam, yang artinya waktu makan saya tidak sesantai dulu, waktu mandi saya tidak sepanjang dulu. Saya harus sabar dan mengacuhkan komentar orang bahkan keluarga yang kadang kala justru menjatuhkan mental dan semangat untuk memberikan ASI eksklusif.

Bagi yang belum pernah mengalami, mungkin jadi khawatir saat baca tulisan ini. Eits itu baru kisah dukanya. Tentunya kisah sukanya lebih banyaaaak. Gak percaya? Kalo gak percaya mana mungkin sekarang ibu-ibu pada gencar memotivasi ibu lainnya untuk memberikan ASI eksklusif . Pasti karena mereka telah merasakan menfaat yang jelas-jelas baik untuk si bayi, ibu dan keluarga. Alhamdulilah sampai saat ini Baby C usia 10 bulan , tidak pernah sakit . Padahal sempet degdegan waktu ada sepupu yang pilek dan kebablasan main dan pegang-pegang Baby C.

Sewaktu usia 3 bulan, gak tahaaaan pengen nge mall (walopun eyangnya gak bolehin ) yaabiis anak jakarta gitu loh 2 bulan lebih di rumah kangen mall hahaha. Diajak jalan ke mall untuk (nemenin) ibunya makan plus keliling mall total kira-kira 3 jam an lah di mall. Alhamdulilah bayinya sehat-sehat aja . Gak demam atau rewel malemnya.

Lalu pada saat Makan Pendamping ASI (MPASI) dahulu , ketika Baby C memasuki usia 6 bulan sampai sekarang doyan semua jenis makanan mulai dari sayuran, buah-buahan. Ikan , daging, ayam juga dilahap semuanya. Enaknya lagi dengan memberikan ASI, kalo jalan-jalan ke mall, saya cukup prepare apron atau pashmina untuk penutup. Walaupun lebih sering menyusui di ruang menyusui yang sudah disediakan mall-mall besar. Gak perlu bawa termos air panas, dot, sufor dkk.

Memasuki usia 7 bulan Baby C sudah suka berdiri-berdiri pegangan di boks, bisa menjimpit makanan, pindahin mainan dari tangan kanan ke tangan kiri dan berbagai perkembangan motorik lainnya yang kalo saya baca dibuku biasanya usia itu belum mencapai tahap tersebut. Saya gak tau berapa besar pengeluaran untuk memberi sufor per bulan. Tapi saya yakin tentunya tidak sedikit. Asyik banget gak perlu keluarin uang untuk itu. Jadi bisa dialokasiin untuk beli mainan, sepatu, baju bahkan alat makan dan nabung dana pendidikan :D Dari semua dampak positif yang saya rasakan dari memberikan ASI eksklusif , yang paling membahagiakan adalah bonding saya dengan si bayi. Banyak momen-momen indah saat menyusui apalagi saat mulai bisa diajak komunikasi dan bercanda sambil nyusu.

Kalo dilanjutin cerita soal menyusui ini waaaah bisa sampe 3 hari 3 malem gak kelar. Tapi highlight nya ya yang saya ceritakan diatas. I would love to share this experience to every excited mom-to-be. Karena menurut saya support itu sangat penting dan sangat ngaruh dalam proses menyusui. Ayooo cari informasi sebanyak-banyaknya soal ASI dan proses menyusuinya supaya tidak salah kaprah. Kecup sayang untuk bayi-bayi diluar sana yang mendapat kasih sayang berlimpah dari ibu yang segenap hati memberikan ASI eksklusif.

Baca Juga Yuk: Travelling Bersama Batita

You Might Also Like

2 komentar

  1. seneng deh baca pengalamannya, apalagi saya yg baru mau jd mom ini... bahasanya mudah dicerna, saya sampai bisa mbayangin keadaannya... sip sip sip :)

    BalasHapus
  2. Hai...

    Semangat yaa bunda Hilda. Pokoknya dibawa happy aja supaya ASI mengalir hehehe

    BalasHapus

Popular Posts