Umrah Trip : Hari Kedua, Mengunjungi Mesjid Quba dan Jabal Uhud

18.08

Jadwal hari kedua dalam perjalanan umroh kali ini adalah mengunjungi Mesjid Quba. Mesjid Quba adalah Mesjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Selain kisah yang menyentuh dibalik berdirinya mesjid ini, keistimewaan lain dari Mesjid Quba adalah pahala shalat 2 rakaat yang setara dengan melaksanakan satu kali ibadah umroh. Sebelum berangkat kami sudah diingatkan untuk berangkat dalam kondisi berwudhu, karena agak sulit untuk wudhu di mesjid Quba ini.

Mesjid Quba memiliki arsitektur bergaya Turki dengan clean exterior karena didominasi warna putih. Jika kemarin mata seharian dimanjakan melihat Mesjid Nabawi yang megah, memang Mesjid Quba terlihat lebih sederhana baik eksterior maupun interiornya. Meskipun begitu tampilan luar yang minimalis ini justru menjadi daya tarik tersendiri. Mesjid juga terlihat lebih menyatu dengan alam karena banyak pohon-pohon dan rumput di sekitar pekarangannya.

Ternyata kedatangan kita pada hari Sabtu juga diikuti dengan ribuan rombongan dari berbagai penjuru dunia, walaupun kalau sepenglihatan saya, tetap yang paling banyak adalah peziarah dari Indonesia. Sama seperti di Mesjid Nabawi, di pintu masuk Mesjid Quba juga dijaga oleh askar. Rombongan wanita diarahkan untuk masuk melalui pintu belakang, sementara pintu masuk untuk pria ada di sisi samping. Persis di depan pintu masuk wanita, kita bisa melihat tangga menuju lantai 2, disana kita juga bisa melaksanakan shalat. Sementara saya dan teman rombongan mengambil tempat di sisi paling kanan dekat tembok lantai satu. Kami melaksanakan shalat tahiyatul mesjid dan 2 rakaat shalat hajat lalu dilanjutkan dengan shalat duha 2 rakaat. Untuk shalat tentunya harus sabar menunggu, bergantian dengan orang sudah terlebih dahulu datang.

Pengalaman menarik yang saya rasakan yaitu ketika selesai shalat lalu keluar pintu mesjid. Askar didepan pintu menunjukan para jamaah yang sudah selesai beribadah untuk belok kanan. Saya pun dengan tertib belok ke kanan. Tapi setelah agak jauh dari pintu masuk saya belok kiri untuk antri kembali ke tempat titik bertemu yang sebelumnya sudah ditentukan oleh Muthawif. Ternyata jalan keluar tersebut stuck, penuh sesak jamaah wanita. Ini disebabkan rombongan yang ingin masuk kedalam dan ingin keluar bertabrakan (karena pintunya memang tidak besar dan tidak ada pagar pembatas). Masyaallah, kesabaran betul-betul diuji. Akhirnya pelan tapi pasti saya terdorong keluar dari kerumuman tersebut, huuuft....

Oleh karena rombongan kita ingin sebelum dzuhur sudah sampai di hotel dan perjalanan hari ini akan dilanjutkan ke Perkebunan Kurma dimana kita juga bisa membeli berbagai jenis kurma, Pak Ustad meminta untuk tahan tidak berbelanja dulu di Mesjid Quba. Walaupun sepanjang jalan setapak mesjid berjejer para pedagang. Dari mulai cokelat (yang bungkusannya warna warni gemes), kurma, kacang-kacangan sampai berbagai model tasbih. Pedagang asongan disini ada beberapa yang masih sangat muda mungkin usianya sekitar 9-10 tahun. Agak waspada saja soalnya kalau salah satu dagangan temannya laku si anak lainnya akan mengikuti kita sambil memasang wajah memelas. Saya malahan lihat ada seorang gadis kecil yang sedikit memaksa seorang jamaah umroh untuk membeli tasbih dagangannya. Bahkan sampai dagangannya dijatuhin ke tanah, ala-ala ngambek gitu karena dicuekin >____<

Acara selanjutnya adalah mengunjungi perkebunan kurma yang terletak sekitar 7 km dari Mesjid Nabawi dimana didepan kebun tersebut terdapat Toko Bi'ru Usman. Disini kita bebas mencoba berbagai jenis kurma dan juga cokelat. Madina merupakan salah satu daerah yang subur dan penghasil kurma terbaik di dunia. Penjual kurma di toko ini mayoritas berasal dari Indonesia. Suasananya heboh sekali mungkin karena kebetulan hari itu dipadati oleh berbagai rombongan tour dari Indonesia. Saya sempat membeli kurma Ajwa seharga 50 real per kg. Kurma ini adalah kurma yang biasa di konsumsi oleh Nabi Muhammad SAW dikenal memiliki berbagai khasiat untuk kesehatan karena kandungan vitamin, zat besi dan protein yang terkandung didalamnya.

Selanjutnya kita mengunjungi Jabal Uhud, tempat ini merupakan salah satu tempat yang wajib dikunjungi karena peristiwa penting dan bersejarah pada masa syiar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa sallam. Dimana dahulu ditempat ini terjadi perang Uhud yaitu pertempuran antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy. Di peristiwa ini pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam harus kehilangan Hamzah bin Abdul Muthalib sahabat sekaligus paman yang berjuang membela Islam sampai akhir hayatnya.

Karena waktu yang terbatas dan juga padatnya peziarah, kami hanya napak tilas dari bawah saja tidak sampai naik ke atas. Kami tentunya juga tidak lupa untuk menyampaikan salam serta doa untuk para syuhada yang gugur dan dimakankan di sekitar bukit Uhud.

Rombongan tiba di hotel sekitar pukul 12.35 sebagian besar bergegas menaruh barang belanjaan ke kamar lalu segera ke restauran untuk makan siang. Setelah makan siang, dengan semangat kita menuju ke Mesjid Nabawi untuk shalat Dzuhur dan Ashar. Inilah indah dan serunya ibadah Umroh, saat-saat pergi ke Mesjid selalu bergairah dan semangat. Semua orang berlomba lomba untuk beribadah, sungguh nikmat luar biasa.

Setelah shalat Ashar, seluruh rombongan tour berkumpul di salah satu function hall Hotel Grand mercure Madina untuk manasik ke-2 (yang pertama di Jakarta) persiapan umroh di Mekkah besok. Kami diingatkan larangan-larangan apa saja yang dihindari setelah berihram, bagaimana teknis menuju kesana dan berbagai persiapan umroh esok hari. Karena waktu manasik cukup mepet dengan waktu shalat magrib waktu shalat akhirnya kita sampai di dalam mesjid yang sudah padat bahkan baru saja kita masuk eh kok langsung suara qomat. Buru-buru deh saya gelar sajadah dan shalat disamping gontong-gentong air zam zam yang ada di dalam mesjid. Berdasarkan pengalaman kemarin setelah selesai shalat Magrib banyak yang keluar mesjid. Saya pun bergegas mencari tempat kosong berkarpet begitu selesai shalat Magrib. Sehingga selama menunggu waktu adzan dan menjalankan shalat Isya dapat berjalan lebih khusyuk dan nyaman. Alhamdulilah

Ini adalah malam terakhir di Medina yang kebetulan juga adalah malam minggu, jadi suasana jalanan di sekitar hotel terlihat ramai sekali. Ada keinginan untuk mengeksplore perbelanjaan di sekitar penginapan yang memang sangat ramai selepas Isya. Namun mengingat besok adalah puncak ibadah yang membutuhkan energi cukup besar, saya memutuskan untuk istirahat setelah makan malam. Selain itu saya dan beberapa teman juga sudah janjian untuk shalat tahajud esok dini hari. Rasanya masih ingin berlama-lama di Madina Al Munawarrah, kota bercahaya yang diliputi ketentraman. Semoga kita berjumpa lagi ya kota yang damai.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts