Pengalaman ke Raudhah : Berpencar dan Ditegur Askar

20.56

Setiap umat muslim yang melaksanakan perjalanan ke Kota Madinah pasti ingin menyampaikan doa-doanya di Raudhah. Karena menurut berbagai hadist dan literatur di taman surga ini, doa kita akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa ta'ala. Tapi semua orang yang mau berangkat umroh juga pasti tau bahwa untuk masuk ke Taman Surga harus ekstra sabar dan butuh perjuangan. Seperti yang saya alami beberapa waktu yang lalu, pada hari pertama tiba di Madinah.

Persiapan Sebelum Berangkat 

Untuk masuk kesini ada waktu tertentu bagi jamaah wanita sementara jamaah laki-laki dapat masuk kedalam setiap saat. Rombongan tour kami berencana untuk pergi ke Raudah setelah makan malam. Kami pun berkumpul di lobby Hotel Grand Mercure Medina pada pukul 10 malam. Sebelum berangkat Pak Ustad menjelaskan shalat apa saja yang sebaiknya dilakukan di dalam Raudah. Rombongan wanita juga janjian untuk pakai mukena dari tour supaya memudahkan jika terpencar. Oleh karena jumlah jamaah yang sangat padat sementara tempat terbatas, maka untuk pergi ke Raudah ini kami ditemani oleh seorang muthawifah yaitu Ibu Yeni.  Adanya pendamping ini penting sekali terutama bagi yang belum pernah masuk kedalam Raudhah.

Perjalanan Menuju Raudhah

Rombongan wanita yang dipandu Ibu Yeni berjalan beriringan menuju Mesjid Nabawi. Rutenya adalah dari pintu 16 (gate teredekat hotel kami) belok ke kiri lurus terus sampai pintu 25 (Usman bin Affan Gate). Begitu sampai di pelataran, Bu Yeni memberikan penjelasan singkat kembali mengenai jadwal untuk jamaah wanita serta beberapa jalur masuk ke Raudah siapa tau kita ingin kembali lagi esok hari. Tiba di dalam mesjid, kami mengikuti arah bu muthawifah. Akhirnya sampai di bagian pilar yang ditutupi kain pembatas berwarna putih. Di situ kita dipersilahkan untuk shalat sunnah tahiyatul mesjid.

Setelah shalat tahiyatul mesjid, kita lihat Bu Yeni berbincang dengan seorang ibu dari Indonesia juga. Rupanya ibu tersebut memberi informasi bahwa antrian masuk Raudah sedang penuh-penuhnya. Kita pun yang awalnya berencana untuk masuk sebagai rombongan tour akhirnya diminta Bu Muthafwifah untuk dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan masuk kedalam dengan cara berpencar, karena antrian untuk rombongan Indonesia kemungkinan baru bisa masuk ke dalam sekitar jam 1 dini hari!

 Masuk Raudhah dangan Berpencar

Begitu diinstruksikan untuk berpencar menjadi kelompok kecil, rombongan kami langsung membentuk kelompok kecil. Saya sekelompok dengan Kak Fili, Kak Ika dan Ibu Mutia. Pengalaman ini sungguh tidak dapat dilupakan, karena kami (kecuali bu Mutia) baru pertama kali berkunjung ke Raudah jadi sama sekali tidak tau jalan yang harus ditempuh. Coba mengikuti insting dan jalan secepat mungkin saja kita saat itu. Bahkan sempat juga ditegur oleh askar "Ibu!.... Ibu!" sambil tangannya berayun ke kanan. Ternyata kita salah jalan malah masuk ke jalur khusus kursi roda 😓 Ampuuun maap ya bu askar, sungguh kita gak tau dan panik banget waktu itu.  Dengan segera kita pindah ke jalur yang seharusnya lalu perlahan-lahan terdorong masuk kedalam Raudhah, Alhamdulilah. 

Begitu menginjakkan karpet warna hijau rasa haru benar-benar tak bisa dibendung. Assalamualaika Ya Rasullulah ucapku berkali kali sambil menahan tangis. Ibu Yeni, muthawiffah kami pun tiba-tiba sudah berada di dalam dan segera membantu memberi jalan agar kita bisa shalat di baris paling depan supaya tidak terinjak injak oleh jamaah lainnya yang berasal dari berbagai penjuru dunia. 

Segera saya melaksanakan shalat hajat 2 rakaat begitu ada kesempatan, tidak lupa memanjatkan doa yang lama di sujud terakhir. Walaupun disarankan shalat taubat juga 2 rakaat tapi ada perasaan tidak tega bila berlama lama shalat sementara banyak teman dari rombongan lainnya yang berada dibelakang. Akhirnya setelah bergantian pindah kebelakang justru saya merasa Raudah ini sungguh lapang saya sempat berdoa lagi sebentar menghadap kiblat. Lalu dengan dada yang masih sesak karena rasa haru dan syukur, saya berjalan ke jalur exit.

Ziarah ke makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam malam ini sungguh menyisakan berbagai perasaan pada diri saya. Rasa haru dan air mata juga refleks saja keluar tanpa disadari saat shalat dan berdoa. Ya Allah semoga aku masih diberi kesempatan untuk kesini lagi suatu hari nanti, saya membatin. Karena sudah sangat larut kita langsung pulang ke hotel dan beristirahat. Sungguh bersyukur dapat memanjatkan doa di taman surga ini. Semoga doa-doa kami diijabah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan semoga teman-teman pembaca yang memiliki keinginan untuk berdoa di dalam Raudah bisa segera terkabul.




You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts